Kamis, 18 Juli 2024 tim dari Kemendikbudristek RI berkunjung ke SMPN 1 Watansoppeng dalam rangka melihat sejauh mana sekolah ini mengimplementasi kurikulum merdeka terkhusus untuk unsur kebhinekaan. Kebhinekaan di sekolah merujuk pada keberagaman yang ada di lingkungan sekolah, mencakup aspek-aspek seperti etnis, agama, budaya, bahasa, dan latar belakang sosial ekonomi siswa. Penerapan kebhinekaan di sekolah penting untuk menciptakan lingkungan yang inklusif, toleran, dan harmonis. Tim dari kemendikbudristek yang terdiri dari beberapa orang tersebut memberikan apresiasi atas kegiatan-kegiatan yang dilakukan di SMPN 1 Watansoppeng untuk mendukung program pemerintah dalam meminimalisir 3 dosa besar dalam dunia pendidikan yaitu; kekerasan seksual, perundungan/ bullying, dan intoleransi.
Selain menyaksikan parade kegiatan eskul yang mendukung kebhinekaan di sekolah, mereka juga menyaksikan lebih dekat pelaksanaan program pembiasaan rohis, salat dhuha berjamaah yang kemudian dilanjutkan dengan ceramah keagamaan/kultum, kegiatan rohkris dan ibadah pagi untuk non muslim, yang kesemuanya itu mencerminkan lebih jelas kegiatan kebhinekaan di sekolah ini.
Lebih jauh Bapak Supriyadi Usman, S.Pd.,M.Pd ketika melakukan dialog dengan tim menjelaskan bahwa ada beberapa cara untuk mengembangkan kebhinekaan di sekolah yaitu:
1. Pendidikan Multikultural: Mengintegrasikan materi pembelajaran yang mencerminkan keberagaman budaya dan nilai-nilai toleransi, saling menghormati, dan kerja sama.
2. Kegiatan Ekstrakurikuler: Menyelenggarakan kegiatan yang memperkenalkan siswa pada berbagai budaya, seperti festival budaya, hari bahasa, atau pertunjukan seni tradisional.
3. Lingkungan Belajar yang Inklusif: Menciptakan suasana kelas dan sekolah yang ramah dan terbuka bagi semua siswa tanpa memandang latar belakang mereka.
4. Pelatihan Guru: Memberikan pelatihan kepada guru agar mampu menangani kelas yang beragam dengan bijaksana dan mempromosikan sikap inklusif di antara siswa.
5. Partisipasi Orang Tua dan Masyarakat: Melibatkan orang tua dan komunitas dalam kegiatan sekolah untuk memperkuat hubungan antar berbagai kelompok masyarakat.
6. Kebijakan Sekolah yang Mendukung: Membuat kebijakan yang mendukung keberagaman, misalnya kebijakan anti-diskriminasi dan program beasiswa bagi siswa dari latar belakang yang kurang mampu.
7. Diskusi dan Dialog: Mendorong dialog terbuka tentang perbedaan dan kesamaan di antara siswa untuk membangun pemahaman dan menghargai satu sama lain.
Dengan menerapkan langkah-langkah ini, SMP Negeri 1 Watansoppeng menjadi tempat yang menghargai kebhinekaan dan menyiapkan siswa untuk hidup dalam masyarakat yang beragam. Kemajemukan ini akan semakin menarik ketika semua unsur memberikan dukungan dan atensinya pada setiap implementasi program-program sekolah.